MAMUJU, IndigoNews | Tingkat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) di Provinsi Sulawesi Barat pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,32%, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 0,76% (yoy). Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), Sulawesi Barat mengalami deflasi sebesar -1,08%.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Barat, Erdi Fiat Gumilang, dalam dalam acara Obrolan Santai BI Bareng Media (OSBIM) yang digelar pada Kamis (27/2/2025) di Hotel De Shanum, Kab. Mamuju, menjelaskan bahwa sejumlah komoditas utama menjadi penyebab deflasi bulanan di daerah tersebut.
“Salah satu penyebab deflasi bulanan yaitu program diskon tarif listrik sebesar 50%,” terang Erdi.
Beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap penurunan harga antara lain peningkatan produksi bawang merah, ikan katamba, dan ikan cakalang dari daerah sentra, serta penyesuaian harga minyak goreng oleh distributor di Kabupaten Pasangkayu.
Namun, di sisi lain, beberapa komoditas masih memberikan tekanan inflasi.
“Seperti Ikan layang, cabai merah, cabai rawit, beras, dan cumi-cumi tercatat mengalami kenaikan harga, sehingga menyumbang inflasi di Sulawesi Barat,” Jelas Erdi
Secara spasial, inflasi di Sulawesi Barat bervariasi. Kabupaten Mamuju mencatat inflasi tahunan sebesar 1,37% (yoy) dengan deflasi bulanan -1,33% (mtm).
Sementara itu, Kabupaten Majene mengalami inflasi tahunan negatif sebesar -0,34% (yoy) dengan deflasi bulanan -0,92% (mtm).
Erdi, juga menambahkan bahwa target inflasi nasional untuk periode 2024-2027 ditetapkan pada kisaran 2,5% ±1%.
Pewarta IndigoNews : Wahyu Ananda
No comments yet.