Mamuju, IndigoNews | Anggota DPRD Kabupaten Mamuju, Arnol Topo Sujadi, mengungkapkan keresahannya terhadap persoalan distribusi LPG 3 kg bersubsidi di wilayah Kecamatan Bonehau dan Kalumpang. Dalam wawancaranya, ia menyebut adanya “pangkalan siluman” yang beroperasi tanpa pengawasan memadai dari pihak agen.
“Ada pangkalan siluman LPG 3 kg di Kecamatan Bonehau yang sudah berapa tahun beroperasi tapi agen sepertinya abai dan lalai dalam pengawasan. Seperti contoh di Desa Banuada, Desa Hinua, Desa Tamalea, di 3 desa ini sama sekali tidak ada pangkalan LPG 3 kg terlihat tapi anehnya LPG 3 kg ada di kios-kios terjual,” ungkap Arnol.
Menurutnya, kondisi ini merugikan masyarakat karena harga LPG yang tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) dan tata kelola tabung yang semrawut. Ia menegaskan bahwa agen sebagai penanggung jawab harus segera melakukan pengecekan dan perbaikan.
“Belum lagi di Kecamatan Kalumpang. Dari 13 desa semua ada pangkalan terdaftar atas nama desa tersebut, tapi sama dengan Bonehau, pangkalan tersebut tidak ada di desa. Masyarakat masih membeli tabung 3 kg di kios dan pedagang pasar jalan yang datang setiap pasar. Itupun menurut keterangan Kepala Desa Limbong yang mengabari saya, dijual secara sembunyi-sembunyi,” tambahnya.
Arnol menyatakan bahwa ia telah berkomunikasi dengan Dinas Perdagangan terkait izin pangkalan, namun pihak dinas menyebut bahwa izin pangkalan dikeluarkan oleh agen, sedangkan dinas hanya memberikan rekomendasi atas usulan masuk.
“Jadi saya berharap agen dan pangkalan bisa ditertibkan dan kalau perlu izin agen ini dicabut saja kalau tidak bisa becus mengelola dan menyalurkan LPG 3 kg subsidi yang merupakan hak orang miskin yang harus tepat sasaran,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa harga LPG 3 kg di daerah pemilihannya sangat tinggi.
“Bahkan harga LPG di dapil Bonehau tembus di harga 35-50 ribu, kalau di Kalumpang tembus 60 ribu per tabung 3 kg,” pungkas Arnol Topo Sujadi.
Pewarta IndigoNews : Wahyu Ananda
No comments yet.