IndigoNews • Jul 28 2025
Ilustrasi anti Korupsi, (F/google.com).
MAJENE, IndigoNews | Sejumlah kepala desa dan pejabat (Pj) kepala desa di Kabupaten Majene menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kegiatan sosialisasi pencegahan tindak pidana korupsi di desa yang digelar secara rutin setiap tahun oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini Tipikor Polres Majene dan Kejaksaan Negeri Majene.
Alih-alih merasa terbantu, para pimpinan desa justru menilai kegiatan itu sebagai pemborosan anggaran, monoton, dan tidak efektif lagi untuk menjawab tantangan tata kelola desa yang semakin kompleks.
Menurut beberapa kepala desa yang enggan disebutkan namanya, kegiatan tersebut terkesan hanya seremonial belaka dan menghabiskan dana desa, serta tidak membawa dampak nyata terhadap tata kelola pemerintahan desa.
“Setiap tahun kami diwajibkan mendanai sosialisasi anti-korupsi. Tapi materinya itu-itu saja. Hanya penyampaian isi undang-undang, penekanan soal sanksi, dan ancaman pidana. Tidak ada pembaruan, tidak ada diskusi solusi nyata yang kami hadapi di lapangan,” ungkap seorang kepala desa.
Hal senada disampaikan oleh seorang Pj Kepala Desa yang menilai sosialisasi semacam itu seharusnya cukup dilakukan sekali, bukan tiap tahun, apalagi dengan melibatkan dana desa yang terbatas.
“Banyak kebutuhan di desa kami, jalan rusak, air bersih terbatas, masyarakat butuh pelatihan. Tapi anggaran justru habis untuk kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kegiatan sosialisasi ini biasanya digelar melalui kerja sama antara Pemerintah Desa, aparat penegak hukum dari Polres Majene khususnya Unit Tipikor, serta Kejaksaan Negeri Majene.
“Kami butuh pelatihan teknis, bagaimana menyusun APBDes dengan transparan, bagaimana membuat laporan SPJ, bagaimana menghindari potensi temuan Inspektorat. Bukan hanya mendengar ceramah hukum yang sama tiap tahun,” ujar salah satu sekretaris desa.
Beberapa kepala desa mengusulkan agar kegiatan sosialisasi tidak lagi dilakukan dalam bentuk ceramah massal, tetapi diganti dengan konsultasi hukum satu per satu secara daring dan offline, sistem “audit mandiri” desa berbasis digital.
“Kami ingin aparat penegak hukum turun langsung ke desa untuk memahami persoalan. Bukan hanya hadir sebagai narasumber di hotel atau aula dengan biaya jutaan,” ujar salah satu Kades.
Pewarta IndigoNews: Sapruddin
Majene, IndigoNews | Salah satu pihak dari PT. Cadas Industri Azelia Mekar melontarkan pernyataan ko...
Majene, IndigoNews | Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mencanangkan Kabupaten Majene, ...
Majene, IndigoNews |Satuan Reserse Narkoba Polres Majene petugas berhasil mengamankan seorang terdug...
Majene, IndigoNews | Suasana meriah dan penuh semangat mewarnai pelaksanaan tradisi budaya “Mess...
Majene, IndigoNews | Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Majene kembali menunjukkan komitm...
Majene, IndigoNews| Satuan Reserse Narkoba Polres Majene kembali menunjukkan komitmennya dalam membe...
MAMUJU, IndigoNews| Kasus penganiayaan terhadap guru Pondok Pesantren (Ponpes) At-Tanwir Muhammadiyah Mamuju, Taufiqul Hidayat, yang terjadi beb...
MAMUJU, IndigoNews| Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Barat menegaskan dukungan penuh terhadap pe...
Sulbar, IndigoNews | Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Polda Sulbar), Kombes Pol Wahid Kurniawan, memimpin upac...
Mamuju, IndigoNews | Pemprov Sulbar melalui Dinas Ketahanan Pangan Sulbar terus melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) atau pasar murah di tama...
MAMUJU, indigonews | Penanganan kasus rasuah perjalanan dinas fiktif di DPRD Kabupaten Mamuju oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Mamuju. Nampaknya p...
No comments yet.