IndigoNews • Nov 22 2024

Foto Mhaimin Faizal.(F/indigo)
MAMUJU,Indigonews | Lembaga Survei Poltracking Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) memberikan sanksi terkait pelaksanaan survei Pilkada Jakarta 2024.
Kini, lembaga survei yang dipimpin oleh Hanta Yuda ini kembali dilaporkan ke Bawaslu RI atas dugaan pelanggaran etika dalam pelaksanaan survei Pilkada Sulawesi Barat oleh warga Sulbar.
Muhaimin Faisal, Pendiri LBH-Tanah Air, dalam rilisnya mengaku melaporkan Hanta Yuda ke Bawaslu RI atas dugaan pelanggaran Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang dugaan penyebaran berita bohong dan Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Dugaan pelanggaran ini muncul setelah Dewan Etik Persepi melakukan pemeriksaan terhadap Poltracking Indonesia terkait perbedaan signifikan hasil survei Pilkada Jakarta 2024 dengan lembaga survei lainnya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Poltracking Indonesia, tidak dapat mempertanggungjawabkan data sampel yang digunakan dalam survei Pilkada Jakarta. Hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara data yang dilaporkan dengan data yang sebenarnya.
“Ini sangat fatal karena survei bisa saja salah tetapi berbohong sangat haram bagi lembaga survei,” ujar Muhaimin dalam press releasenya.
Lebih lanjut, Muhaimin juga menyoroti kejanggalan dalam publikasi hasil survei Pilkada Sulawesi Barat yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia. Hasil survei Pilkada Sulawesi Barat tidak ditemukan di website resmi Poltracking, namun beredar luas dalam bentuk video presentasi.
Pilkada Sulawesi Barat Poltracking Indonesia mengaku melakukan survei periode 17-24 Oktober 2024, anehnya, hanya hasil survei Pilkada Sulawesi Barat tidak ditemukan di website www.Poltracking.com, hanya beredar video 2.47 menit, direktur Poltracking Indonesia Hanta Yuda presentase di hadapan kandidat, diperkirakan sekitar tanggal 6 November 2024.
“Kami menduga Poltracking Indonesia kembali melakukan pembohongan publik atas hasil survei Pilkada Sulawesi Barat,” tegas Muhaimin.
Atas dugaan pelanggaran tersebut, Muhaimin berharap agar pihak berwenang dapat segera menyelidiki kasus ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada Poltracking Indonesia. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga kredibilitas lembaga survei dan mencegah terjadinya manipulasi opini publik.
Kasus dugaan pelanggaran etika yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia menjadi sorotan publik. Masyarakat berharap agar lembaga survei dapat menjalankan tugasnya dengan profesional dan bertanggung jawab. Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat penting bagi penyelenggara pemilu untuk lebih selektif dalam memilih lembaga survei yang akan digunakan sebagai referensi.
Pewarta indigonews : Wahyu Ananda
Mamuju, IndigoNews | Tim Majelis Pengawas Daerah Notaris Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi B...
Mamuju, IndigoNews| Setelah sebelumnya dalam proses penanganan kasus korupsi proyek pintu gerbang Ka...
Mamuju, IndigoNews| Umat Kristiani di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum (Kemenkum...
Manuju, IndigoNews | Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar Public...
Mamuju Tengah, IndigoNews | Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Barat menggelar diseminasi kek...
Mamuju, IndigoNews| Kadiv P3H Kanwil Kemenkum Sulbar, John Batara Manikallo, menegaskan bahwa Ranper...
Majene, IndigoNews| Dugaan penyelewengan dana desa kembali mencuat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Sorotan kali ini mengarah ke Desa Lomban...
MAMUJU,indigonews | Suasana pemungutan suara di TPS 24 jalur tran Sulawesi yang tidak jauh dari simpang Lima Kali Mamuju. terganggu dengan adany...
Mamuju,indigonews | Seleksi calon anggota Komisi Informasi Provinsi (KIP) Sulawesi Barat, tahapan pendaftaran resmi berakhir, tim seleksi mencat...
Mamuju, IndigoNews | Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka (SDK) menyerahkan rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafo...
MAMUJU,indigonews | Anggota Komisi II di DPRD Sulawesi Barat (Sulbar), mempertanyakan dana bagi hasil Participating Interest (PI) Pengelolaan Bl...

No comments yet.